s

Selamat datang di WeBlog Imaduddin.B, Amd.AK

Sabtu, 07 Juni 2008

Situ Lembang # 4


MENTARI YANG MALU – MALU

Malam terasa dingin mengisi dan menyelimuti lembah dan dataran situ ini, tak ada seorangpun yang berani keluar untuk melihat bintang kemintang (coz hujan...????). suara anjing menyahut –nyahut menandakan bahwa dialah anjing... he he he he.

Suara langkah kaki terdengar berderap mendekati tempat tidur kami, “saya mendengarnya?” derap langkah dua orang menuju kegelapan, didalam tenda kami memasang penerang dari lilin yang tidak sekiranya dan semoga saja tidak menghanguskan se isi tenda ini, walapun mata masih terbeblalak karena dingin menyelimuti seluruh tubuh namun niatan untuk tidur sangat saya harapakan karena besok adalah akhir dari semua perjalanan ini.

Kembali ke kampung halaman (my kampus) dengan harapan semoga uang yang kami punya akan di tukar dengan bahan – bahan yang bisa saya makan, coz disini ga ada warung. Kalo pun ada jaranknya sekitar 3 km dan harus jalan kaki argghhhhhhhhhhhhhh............

Tidak ada jam dan tidak ada alarm untuk bangun pagi. Suasana diluar masih berkabut, tidak ada mentari untuk menghangatkan badan kami, sinar yang diharapkan kini tidak nampak, saya rasa sangat kuat ya orang – orang disini. Mereka semua tahan dengan keadaan seperti ini, hidup jauh dari dunia yang sebenarnya?, jauh dari kebisingan, hura – hura, foya – foya yang mencirikan khas budaya kota, mereka hanya memakai baju tebal dengan jaket yang beraneka macam, motor merekapun di ubah menjadi motor liar. Ternak mereka disamping rumahnya, tumpukan “tai” sapi mungkin tidak aneh lagi bagi mereka, wanginya yang menyengat sudah menjadi hal yang biasa dan belum biasa buat saya.

Mungkin budaya kita berbeda, tapi kita memiliki kesamaan yaitu bertahan hidup di segala kondisi apapun. Mereka biasa mencari kayu dan rumput entah kapan berangkatnya dan entah mereka kembali, suatu hal yang sulit untuk dilakukan oleh orang seperti saya.

Pencari ikan

Hujan rintik tidak bisa menghalangi niat saya untuk menyelesaikan perjalanan (saya jadi bingun ni perjalanan or apa he he he .... Tulalit......”), kita semua mulai membersihkan alat – alat aygn dirasa telah di jilati anjing (ingat kata orang ‘jika alat – alat yang kita gunakan telah di jilati oleh anjing, diharuskan untuk di cuci 7 kali”) itulah mengapa kita semua memberishkan alat – alat masak yang di itnggalkan di luar tenda.

Semua bergegas, dibawah rintikan hujan itu menahan dingin dan air hujan yang mulai menyerap ke dalam baju yang kita kenakan. Tidak lupa, sebelum kami pergi meninggalkan tempat yang cukup memukau hati ini,kita mengabadikan semua kegiatan kita disini.

Satu hal yang tidak boleh dtinggalkan, dan harus menjadi cerita untuk masa depan. Bukan hanya hobi tapi mensyukuri, inilah kisah yang patut di abadikan karena tidak semua orang bisa datang kesini dan bisa merasakan bahwa sangat besar sekali nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt. kepada kita semua, makhluk ciptaan-Nya yang tidak tahu malu karena dosa yang dibuat oelh tangan dan kemaluannya sendiri, dan bersimpah dosa karena apa yang telah kami lakukan.

Karena perjalanan inilah, mudah-mudahan hari esok nan baik dan lebih indah karena karunia Iman untuk hidup dengan Sunnah Rasul akan lebih baik.


Karena Kita adalah Manusia

Tidak terasa apa yang telah kita lewati, dingin yang menyelimuti nafsu yang menyayat hati kini mulai pudar. Banyak yang seharusnya kita dapatkan jika kita semua peka pada alam yang indah ini. Kesabaran, indahnya alam, hujan yang tak henti-hentinya datang bersamaan awan dan kabut, matahari yang memancarkan sinarnya seperti semangat kita yang hendak datang kesini, air yang tenang mencirikan seorang mukmin sejati, tarian lembut angin dan pohon yang beriring semua adalah nikmat, nikmat yang tidak pernah tergantikan.

Kita adalah manusia, jangan lupakan itu. Tidak ada yang bisa menandingi siapa pencipta kita. DIA adalah maha besar, penyayang dan pengasih.

Ya Allah, jangan matikan setiap langkah kakiku untuk menikmati semua ciptaan-MU

Agar kami tahu, apa yang seharusnya kami sembah selain Engkau ya Allah.....


Untuk hari esok

Setelah menyusuri jalan terjal ini, ada hal yang tak bisa ditinggalkan. Semua tertuju pada satu arah, yaitu arah yang tak terlihat. Ingin rasanya kembali ke jalan yang baru saja saya tapaki dua hari yang lalu, ke arah mana saya harus mencari untuk suatu daerah yang belum pernah saya lihat. Saya membayang kan kalau disana akan banyak hal yang akan terjadi.

Kita semua mungkin telah merasakannya, suatu keindahan yang tercipta abadi untuk di kenang selamanya. Suatu harta yang takan mampu di curi oleh orang, karena harta ini akan di bawa oleh saya kemanapun tanpa ada yang bisa melihatnya.

Jika saya kembali kesana, mungkinkah kenangan ini akan terulang kembali? Rasanya tidak akan pernah terulang kembali. Yaitu kala kita memang benar berbagi rasa bagaimana hidup di bawah aturan sang ilah.

Dunia yang telah saya lewati, sungguh memukau kehidupan metropolitan yang penuh sesak dengan kesibukan semua orang untuk menahan perutnya dari kelaparan. Disini apakah ada orang yang bergelut dengan dunia yang semakin tak bisa di pahami oleh mereka?. Masyarakat sekarang pun sudah mulai meninggalkan dunianya untuk melihat dan melek akan tekhnologi yang ada, yang saya takutkan ketika mereka semua melek dan tidak di bekali dengan ke ahliannya, wajar saja negara ini menjadi cacian bangsa lain.

Kita adalah sebuah negara besar, namun transformasi ekonomi saja masih seperti ini?, tata ruang yang seperti itu pula? Entah apa yagn bisa di harapkan dari perjalanan saya pulang ini. Saya hanya membayang kan bahwa wilayah dari setiap bagian negara ini terlihat indah dan asri seiring dengan perkembangannya.

Namun apa yang terlihat, pembangunan yagn dilakukan mungkin hanya sedikit yang terencana selainnya adalah bangunan liar? Mungkinkah seperti itu?, jika bukan demikian kenapa jalan untuk menunjang transportasi kita masih seperti ini? Dimana?.

Saya tidak sedih melihat seprti ini?, apakah saya harus lari kenegri orang untuk memakmurkan diri ini. TIDAK! Saya tidak akan pergi ke negri orang yang katanya lebih indah dan lebih makmur masyarakatnya?, tapi disini saya ingin melihat dan merasakan keindahan negri ini?, kemajuan negri ini, dan merasakan nikmatnya menjadi bangsa yagn besar dan bangga menjadi bangsa Indonesia.

I love Indonesia


THE END